Kisah
“Hai penggembala! Penggembala!”, teriaknya sambil melambaikan tangan.
“Ada apa, tuan? Ada perlu apa denganku?” jawab penggembala sambil mendatangi Abu Bakar r.a.
“Aku kehausan, mungkin engkau bisa memberiku air susu untukku. Aku ingin
membeli susu dari domba gembalaanmu. Aku lelah berjalan seharian dan
tenggorokanku kering. Mungkin air susu domba ini dapat menyegarkan badan
dan menghilangkan dahagaku.” kata Abu Bakar r.a.
“Maaf, tuan. Aku hanya penggembala. Domba-domba ini bukan milikku. Pemiliknya ada di balik gunung itu. Aku tidak dapat bertransaksi dengan tuan. Namun, jika tuan kehausan dan ingin mendapatkan air susu domba ini, tuan boleh mengambilnya. Nanti aku akan memintakan izin pada pemiliknya atau kupotongkan upahku untukmu.”jawab penggembala.
Abu Bakar terkesan dengan kebaikan hati sang penggembala, ia ingin menguji iman sang penggembala.
“Hai penggembala, bagaimana jika kubeli saja domba yang gemuk ini. Satu ini saja. Ini uangnya. Ambillah.” desak Abu Bakar r.a.
“Maaf tuan, domba ini bukan milikku, aku hanya menggembalakannya. Jika
tuan ingin membelinya, aku akan mengantar tuan ke pemiliknya.” kata
penggembala sambil mengembalikan uangnya.
“Tapi kau kan dapat mewakilinya. Begini saja, kubeli domba ini dan ini uangnya. Katakan saja pada pemiliknya dombanya hilang atau dimakan serigala. Bukankah daerah ini banyak serigala? Lagipula dengan banyaknya domba pemiliknya tidak akan tahu telah kehilangan seekor. apa pemiliknya menghitung setiap hari? Ambillah, akan kubawa domba ini. Tak akan ada yang tahu.” desak Abu Bakar r.a. lagi.
“Tuan benar. Tak akan ada seorang pun yang tahu kecuali kita. Dan
serigala memang banyak berkeliaran di daerah ini. Majikanku juga tidak
pernah menghitung jumlah dombanya. Semuanya dipercayakan padaku.” jawab
penggembala. “Tapi tuan, katakan padaku, dimanakah Allah? Yang Maha
Melihat, Maha Mendengar, Yang Selalu Mengawasi dan Yang Tak Pernah
Tidur? Dimanakah Allah, wahai tuan?”
Abu Bakar tersenyum, sangat terkesan dengan jawaban penggembala itu.
Hatinya terharu, tak menyangka di tengah padang rumput, di balik gunung,
ada seseorang yang begitu agung dan teeguh imannya. Gembira hatinya
menyaksikan kualitas iman rakyatnya meski berada di pelosok negeri.
Sesungguhnya denyut hati yang tersirat atau bisikan di tengah kegelapan malam, semuanya selalu dalam pengawasanNya..
Subhanallah…………